AKBP Ir.Untung Sangaji, MH (foto:ist)
JAYAPURA,ARAFURA,-Aksi bom bunuh diri di depan Polsek Astana Anyar Restabes Bandung saat apel pagi, Rabu (7/12) lalu mengejutkan publik terlebih mengakibatkan sejumlah polisi mengalami luka bahkan satu orang meninggal dunia. Hal ini tentunya sangat disesalkan karena harus terjadi kembali di penghujung tahun 2022 ini. Kejadian tersebut mengundang reaksi Untung Sangaji, polisi yang pernah menangani kasus serupa pada tahun 2016 silam di kawasan Sarinah. Bahkan keberaniannya menumpas pelaku saat itu membuat dirinya viral dan semakin dikenal khalayak.
Punya pengalaman menghadapi langsung aksi terorisme, polisi berpangkat AKBP yang pernah sukses menahkodai Polres Merauke dan Aceh Utara ini semakin gencar menyatakan perang terhadap terorisme dalam bentuk apapun dan meminta masyarakat untuk selalu waspada terhadap aksi-aksi seperti ini. Di masa kepemimpinannya saat menjadi Kapolres Merauke, dirinya pernah meringkus belasan orang yang diduga kuat terlibat aksi terorisme, satu lagi bukti dari keberhasilan seorang Untung Sangaji.
“Kelompok-kelompok yang selalu melakukan aksi demikian lalu mengatasnamakan garis suci dan jihad benar-benar sangat memalukan. Sebab keberanian mereka hanya untuk melakukan kejahatan dan sadisnya lagi, menyerang saudara-saudaranya sendiri. Meskipun keyakinan berbeda namun semua umat beragama itu adalah saudara kita,”jelas Untung Sangaji kepada ARAFURA News via telepon, Kamis (8/12). Ia menegaskan, selama hidup di dunia sudah seharusnya saling menjaga dan merangkul semua lapisan agar senantiasa tercipta kedamaian dan lebih manusiawi. Sepanjang hidup ini seharusnya dimanfaatkan untuk menerjemahkan kebaikan bagi mata dunia tidak hanya Indonesia, agar dunia tahu bahwa kebaikan itu adalah segala-galanya.
Untung Sangaji yang saat ini menjabat Kepala Bagian Pengadaan Biro Logistik (Kabagada Rolog) Polda Papua ini mengungkapkan, kesadisan yang dilakukan pelaku bom bunuh diri sangat tidak dibenarkan karena yang diakibatkan bukanlah sebuah kebahagiaan namun justru merusak. “Kita melakukan kebaikan bukan untuk meminta surga, rezeki dan pahala melainkan ingin menunjukkan bahwa kita mencintai semua orang, siapapun itu, agar mereka bisa hidup lebih layak, normal dan teratur,”tegasnya.(iis)