MERAUKE,ARAFURA,- Penjabat Gubernur Provinsi Papua Selatan, Apolo Sapanfo memuji Yayasan Kitong Bisa atau Kitong Bisa Foundation (KBF) yang selama lima tahun terakhir telah berhasil menggandeng mitra pembangunan nasional dan internasional guna membangun Merauke sebagai Ibukota Provinsi Papua Selatan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Apolo Safanpo kepada tim lapangan Yayasan Kitong Bisa di Swiss-Belhotel Merauke, Kamis (15/12).
Ia berterima kasih atas dampak positif terhadap pembangunan di Papua Selatan yang telah diciptakan oleh KBF dan mengajak KBF menjadi mitra pembangunan Pemerintah Provinsi Papua Selatan untuk jangka panjang.
Sebagai tindak lanjut, Apolo minta diadakan rapat perencanaan pembangunan bersama KBF dan akan meminta Disperindagkop dan Dinas Pendidikan Provinsi Papua Selatan untuk bermitra dengan Yayasan Kitong Bisa. Dalam pertemuan tersebut Andrew Richard Samara selaku staf lapangan Proyek KBF di Papua Selatan menjelaskan 2 proyek perlindungan lingkungan yang saat ini sedang dikerjakan oleh Yayasan Kitong Bisa. Adapun project-project tersebut adalah Permata Project yang dilakukan bersama Samdhana Institute dengan pendanaan dari NICFI Norwegia serta Inkubasi Bisnis di lokasi restorasi gambut yang menggandeng Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.
Kedua project tersebut melatih ratusan masyarakat adat dan Orang Asli Papua (OAP) untuk dapat melindungi kelestarian hutan, mangrove dan gambut serta dapat menghidupi dirinya dan keluarga dengan kegiatan usaha kecil dan menengah yang ramah lingkungan. KBF memberikan pendampingan UMKM masyarakat adat dan komunitas lokal yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan yang telah berlangsung sejak awal tahun 2022.
Program kedua Yayasan Kitong Bisa di Papua Selatan adalah program pendidikan non formal.
Koordinator Kitong Bisa Learning Center (KBLC) Merauke, Ester Yemima menjelaskan program-program pendidikan, literasi dan perkembangan karakter anak-anak suku asli Papua Selatan di Kota Merauke dan sekitarnya. Program pusat belajar ini telah berjalan sejak tahun 2018 dengan peserta didik saat ini 40 orang serta lulusan lebih dari 200 orang. Beberapa di antaranya telah mendapatkan beasiswa dari hasil kerja sama Yayasan Kitong Bisa dengan pihak kampus, antara lain PPM School dan Program Asrama Nusantara.
Untuk diketahui, KBF adalah yayasan yang berdiri pada tahun 2006 dan fokus pada pengembangan SDM, perlindungan lingkungan serta pengembangan teknologi. KBF menerima berbagai hibah dari nasional maupun internasional untuk melaksanakan program. KBF juga memberikan pendidikan secara cuma-cuma untuk meningkatkan literasi, calistung dan kemampuan berbahasa asing kepada anak-anak kurang mampu di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini, pusat belajar Kitong Bisa terdapat di 10 titik yang mencakup wilayah Yapen, Jayapura, Merauke, Fak-Fak, Sorong, Beo, Arborek, Timika, Jakarta dan Sentani. Adapun jumlah anak didik yang dirangkul kurang lebih 1.000 anak. KBF menargetkan membangun 100 titik KBLC di seluruh Indonesia sehingga dapat menjangkau 10.000 anak yang berasal dari keluarga kurang mampu agar dapat mengakses layanan pendidikan non formal setiap tahunnya.(iis)