BANDA ACEH, ARAFURA,-Kapolres Aceh Utara masa jabatan 2016-2018 dan Kapolres Merauke masa jabatan 2020-2022, Ir. Untung Sangadji, MH dikenal sangat peduli pada kelestarian lingkungan sehingga berbagai upaya terus ia lakukan demi mempertahankan kelestarian tersebut sekaligus mengedukasi masyarakat. Termasuk kelestarian habitat laut maupun sungai yang tidak luput dari perhatian pria penggagas pelatihan home industry ini.
Tidak heran sejak masih aktif di kepolisian beberapa tahun silam hingga purnatugas, dirinya masih aktif melakukan kegiatan dan terobosan soal pelestarian ini. Di antaranya ketika masih bertugas di Sumatera Utara, ia pernah konsen dengan spesies blangkas atau yang familiar disebut kepiting tapal kuda ( Limulus Polyphemus / Limulidae ). Banyak terdapat di wilayah Aceh Utara, Belawan dan Batubara Sumatera Utara.
“Manfaatnyapun banyak sekali. Saya juga menulis sedikit tentang blangkas tersebut untuk menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua walaupun mungkin ada yg pernah menulisnya sebelum saya di tahun 2016 akhir. Ketika menjumpainya lagi kurang lebih 25 tahun lalu pada tahun 1991 di Pantai Marunda setelah mengikuti Simposium SK Mati TMII Desa wisata Jakarta. Ternyata di Aceh dan Sumatera Utara sangat banyak kita jumpai dan wajib dilindungi dengan baik, “terangnya kepada ARAFURA News via telepon, Kamis (12/9).
Perlu diketahui, blangkas hidup di laut yang tenang atau muara sungai dengan dasar pasir berlumpur. Blangkas jenis banyak dijumpai di perairan estuaria hampir merata di seluruh perairan Indonesia. Belangkas termasuk golongan binatang laut omnivora dan scavenger (pemakan segala). Tidak hanya blankas, Untung juga aktif setiap 3 bulan sekali melepaskan cukup banyak ikan mas, ikan koi serta lobster air tawar di Danau Toba maupun di Pantai Belawan belakang Airud.
“Ikan kakap juga dilepas ke laut untuk ekosistem yang baik agar pantai kita tetap menarik dan membahagiakan banyak orang, ” ungkapnya. Untung menjelaskan, kesadaran untuk melestarikan habitat tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan bisa berupa hal-hal sederhana. Ia mencontohkan saat menyelamatkan ikan yang dipancing oleh seorang warga di sungai depan rumahnya.
“Ikan tersebut terkena pancing orang depan rumah saya di Kroeng Raba tapi saya ambil dan saya bayar 50.000 lalu orang itu saya suruh pergi baik-baik. Saya berusaha sebaik mungkin agar ikan itu bernapas lagi sehingga saya lepas ke sungai. Di tempat yang sama saya juga sering melepaskan beberapa ekor ikan rambe ( bobara ) dan kerapu hingga mencapai ribuan ekor.
Semua itu demi ekosistem yang baik seperti yang saya lakukan di Sumatera Utara, baik di Pantai Belawan belakang Airud maupun di Airud Parapat Danau Toba, “ujarnya. Saat ini Untung juga tengah melakukan uji coba terhadap perkembangan tritip / kerang sungai Krueng Raba Lhoknga Banda Aceh melalui media gelas. Nantinya kerang tersebut akan menempel pada sejumlah cangkir yang merupakan koleksinya. Beberapa bulan kemudian ia akan menyelam di area tersebut untuk memeriksa pertumbuhan kerang.(iis)