MERAUKE,ARAFURA,- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)masih mewabah di Indonesia dan hingga saat ini telah menyebar di 24 provinsi seluruh Indonesia. Upaya penanganan wabah PMK terus dilakukan antara lain melalui kegiatan vaksinasi, bio security, pemotongan bersyarat, pengawasan lalu lintas, serta penguatan laboratorium penguji untuk dapat mendeteksi PMK lebih dini.
Sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan dan mencegah penyebaran PMK, Stasiun Karantina Pertanian Merauke menggelar In House Training (IHT) pengujian ELISA NSP PMK dengan menghadirkan narasumber Dr. drh. Helmi dari Karantina Pertanian Uji Standar (BBUSKP) Jakarta.
Kegiatan dilaksanakan sejak tanggal 12-14 September 2022 diikuti oleh laboratorium Karantina Pertanian di Provinsi Papua dan Papua Barat, yaitu Merauke, Jayapura, Biak, Timika dan Sorong.
Sekretaris Daerah Kabupaten Merauke, Ruslan Ramli saat membuka IHT di kantor Karantina Pertanian meminta agar tetap menjaga Pulau Papua agar bebas dari PMK. Tugas berat tersebut harus dilakukan secara bersinergi dengan seluruh instansi yang terlibat. “Mencegah tentu saja biayanya akan lebih murah daripada penanganan jika wabah PMK menyerang peternakan masyarakat kita,” terang Ruslan Ramli.
Pemerintah Kabupaten Merauke telah menerbitkan Instruksi Bupati Merauke nomor 01/INSTR/BUP/MRK/2022 tentang pengendalian dan penanggulangan PMK pada ternak dan Keputusan Bupati Merauke nomor 524/826/tahun 2022 tentang pembentukan Satuan Tugas Pencegahan PMK di Kabupaten Merauke untuk menindaklanjuti munculnya wabah PMK di Indonesia. Sementara itu Kepala Stasiun Karantina Pertanian Merauke, Cahyono berpesan kepada peserta untuk mengikuti kegiatan tesebut dengan baik dan penuh semangat.
IHT merupakan kesempatan untuk saling berinteraksi, membagikan pengalaman dan informasi di bidang pengujian laboratorium untuk semakin mempererat jejaring kerja laboratorium serta memperkuat peran karantina dalam pengendalian wabah PMK di Indonesia. (Istya Sari Utami)