JAYAPURA,ARAFURA,-Tanpa terasa AKBP Ir.Untung Sangaji, MH yang pernah sukses menahkodai Polres Aceh Utara dan Polres Merauke ini telah mengakhiri pengabdiannya di lingkup kepolisian seiring dengan resminya beliau memasuki masa purna tugas saat ini. Banyak kisah yang sudah ia torehkan selama menjalankan tugas sebagai seorang polisi begitu pula sejumlah prestasi yang ia hasilkan, bukti kelebihan dan kualitas yang ia miliki selama ini. Namun masa purna tugas tidak menjadi hambatan bagi dirinya untuk terus berkarya dan menolong masyarakat karena hal ini sudah menjadi cerminan pribadinya selama bertugas. “Dari seluruh pengabdian saya mulai saya dibentuk dan direkrut demi kepentingan negara khususnya di kepolisian kemudian dilatih bagaimana bersikap dalam penindakan sehingga saya siap di lapangan.
Saya bangga dan mensyukuri apa yang sudah saya peroleh, baik saat pendidikan di Akmil di berbagai segi, baik soal jati diri, skill, penembakan dan lain sebagainya lalu dikembangkan lagi di kepolisian meskipun saya sudah memiliki dasar-dasar pelatihan militer yang baik. Saat itu saya juga membentuk community pasukan kecil yang disebut timsus untuk kepentingan Jakarta dan sekitarnya, Teluk Jakarta hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur lalu Indonesia secara keseluruhan. Ketika itu juga ada pembentukan Densus 88 untuk menangkal kejahatan-kejahatan yang terjadi di Jakarta dan menyatroni berbagai negara. Saya menghadapi semua itu kejahatan tersebut dengan elegan,”ujarnya.
Untung Sangaji juga bersyukur karena masih dapat melakukan hal lain yang bermanfaat dengan mengimplementasikan ketrampilan yang dimiliki di sela-sela waktu luang tanpa sedikitpun mengenyampingkan tanggung jawabnya sebagai Kapolres saat itu. Ia mampu mengkolaborasikan skill yang ada dalam dirinya dengan melatih masyarakat agar mampu berkreasi melalui produk home industri serta berbagai jenis kerajinan lainnya. Ditambah lagi nilai jual dari produk yang dibuat mampu menambah penghasilan masyarakat sehingga sangat diminati. Ada rasa haru bercampur bahagia ketika ia menyaksikan masyarakat dapat menikmati hasil dari jerih payah mereka sendiri. Siapa sangka, ide brilian yang ia tawarkan mendapat respon positif dari berbagai pihak dan berulang kali ia selalu menggaungkan kalimat yang sarat dengan motivasi ‘jangan miskin di alam kita yang kaya’.
Nama Ahmad Untung Surianata atau yang familiar disapa Untung Sangaji tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Baik di lingkup kepolisian maupun khalayak umum, siapa yang tak kenal dengan sosok polisi yang viral berkat aksi heroiknya melawan aksi teroris di kawasan Sarinah pada 2016 silam ini. Sebenarnya banyak hal yang dapat dilihat dari polisi berpangkat AKBP dan juga menyandang gelar insinyur perkapalan ini. AKBP Ir.Untung Sangaji, M.H tidak hanya dikenal sebagai polisi yang berprestasi dalam kinerja tetapi juga dikenal dengan segudang talenta. Tidak hanya itu, ayah tiga orang anak ini juga dikenal dengan sikap dan kepribadiannya yang sangat memperhatikan anggotanya maupun masyarakat.
Ya, banyak kisah, banyak cerita yang telah ditorehkan oleh seorang Untung Sangaji. Kisahnya saat memperjuangkan nasib rakyat kecil, menumpas teroris, menumbuhkan jiwa wirausaha kepada masyarakat dan anak muda, meningkatkan ketrampilan masyarakat, memanfaatkan limbah menjadi produk bernilai demi meningkatkan taraf hidup masyarakat, upaya di bidang perikanan, pertanian, seni, kreativitas, ekonomi, lingkungan, wisata dan masih banyak lagi kepedulian yang diberikan oleh mantan Kapolres Aceh Utara dan mantan Kapolres Merauke ini. Waktu berlalu, tanpa terasa pengabdian Untung Sangaji di dunia kepolisian akhirnya tuntas seiring dengan masa purna tugasnya tahun ini.
Mengakhiri masa tugas pada institusi yang sudah membesarkan namanya, pria kelahiran 6 Juni 1965 ini benar-benar merasakan dan mengalami berbagai hal juga pengalaman hidup yang tidak bisa terlupakan begitu saja. Banyak hal yang sudah ia jalani sebagai seorang polisi, pahit getir, suka duka hingga popularitas sebagai polisi pemberani yang menyelamatkan masyarakat dari kekejaman teroris. Pada masanya Untung Sangaji sudah merasakan semua itu dan pengalaman sebagai seorang polisi menjadikan dirinya sosok yang semakin matang dan semakin peduli kepada banyak orang. Banyak hal yang sudah ia perjuangkan semasa aktif sebagai polisi dan mengemban jabatan penting.
Semua menyisakan kisahnya sendiri, ciri khas dari putra Maluku yang humanis dan rendah hati ini. Di setiap daerah tempat ia bertugas, Untung Sangaji sangat disayangi masyarakat karena ia selalu merangkul mereka dan melakukan berbagai terobosan untuk membantu siapa saja yang membutuhkan serta masih hidup dalam keterbatasan. Bahkan menjelang akhir pengabdiannya sebagai polisi, Kabagada Rolog Polda Papua ini tidak berhenti untuk terus berkarya dan berbagi kreativitas dengan masyarakat khususnya di Papua. Meskipun tidak lama lagi akan memasuki purna tugas, semangatnya tidak pernah surut, justru dirinya konsisten untuk mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga orang banyak.
Tidak hanya berbagai kreativitas, dirinya juga berbagi dalam hal lain dengan harapan dapat membantu meringankan beban hidup sesama. Tidak heran, di sela-sela kesibukannya menjalankan tugas kepolisian, Untung Sangaji kerap menyisihkan waktu untuk berkeliling menyapa warga serta memberikan sedikit rezeki. Kepada ARAFURA News ia menyampaikan beberapa pesan bijak yang memang sudah lekat dengan kesehariannya selama ini. “Pelayanan untuk saudara kita di Papua hendaknya menggunakan hati, cinta dan kasih sayang sebagaimana yang pernah dilakukan oleh leluhur kita, jadi semuanya tulus, apa adanya. Jika kita berilmu lebih maka jangan sungkan untuk berbagi ilmu pengetahuan apa saja kepada saudara kita di Papua tanpa harus membedakan dari daerah mana, suku apa, agama apa dan sebagainya,”jelasnya.
Talenta yang dimiliki Untung Sangaji ramai menjadi pemberitaan banyak media, salah satunya ARAFURA News yang rutin meliput aktivitas beliau, baik sebagai polisi maupun kesibukannya di luar jam tugas. Beberapa waktu lalu media ini pernah memberitakan tentang kepiawaian Untung Sangaji mengolah limbah kayu menjadi sebuah karya yang bernilai berupa tebing buatan untuk menjadi tempat tanaman bonsai. Di tangannya, limbah yang dipandang sebelah mata itu disulap menjadi sesuatu yang tidak hanya bagus wujudnya tetapi juga memiliki nilai jual menjanjikan. Seperti biasa, pria yang dikenal suka berbagi dengan masyarakat ini berupaya membagikan ketrampilannya itu kepada orang lain dan masyarakat.
Ia juga tengah fokus mengembangkan wisata bahari di Kabupaten Merauke dengan menyematkan nama nan indah, Arta Beach. Sesekali ia menyambangi kawasan tersebut untuk memantau langsung perkembangan pembangunan yang sudah berjalan. Untung Sangaji memeriksa sudut demi sudut fasilitas yang sudah dibangun termasuk terobosannya yang terbaru, menanam anggur di area pantai tersebut. Perlahan tapi pasti, beberapa fasilitas mulai berdiri kokoh meskipun belum rampung 100%. Tidak hanya menanam anggur, yang terbaru, Kabagada Rolog Polda Papua ini mencoba memelihara ikan pada kolam yang dibangun untuk area berenang.
“Swasembada pangan bidang pertanian, perikanan dan peternakan apa saja diijinkan pada kawasan tertentu, layak serta tata ruang yang patut terjaga dan terpelihara agar lingkungan pemberdayaan upaya tersebut tidak kontradiksi terhadap lingkungan yang lain tetapi justru saling dukung,”terangnya. Ia mencontohkan tentang kotoran ternak agar dapat disuplay dengan baik karena bisa menjadi pupuk untuk ladang pertanian. Air yang terjaga (Disterilisasi sedemikian rupa sehingga dapat dikelola lagi untuk kebutuhan manusia, MCK bahkan untuk minum. Bisa juga untuk kebutuhan perikanan yang baik sehingga parit atau drainase di tepi jalan tetap terjaga dan bersih untuk tempat ikan lokal, gastor, lobster air tawar bisa hidup. “Itulah baiknya tata ruang yang dibuat sehingga saling membutuhkan dan menghasilkan. Semoga inspirasi yang baik ini dapat terlaksana,”tukasnya. Dengan pemikiran Untung Sangaji diharapkan semua dapat berjalan baik ke depan. Namun untuk mencapainya wajib memulainya dengan tata ruang yang dimaksud.
Ia juga memiliki sejumlah produk UMKM yang sudah dikenal luas bahkan sebagian penghasilan dari produk tersebut disisihkan untuk hal-hal bersifat sosial. Ia memiliki brand kopi yang mencantumkan namanya dan sangat laris di pasaran. Ya, brand Kopi Ir.Untung Sangaji sudah dikenal luas. Selain memasarkan produk kopi dari Aceh dan Medan, ia juga memasarkan kopi asal Papua, baik dari Wamena, Boven Digoel hingga Kabupaten Merauke.
Tidak semata-mata memasarkan kopi, penumpas teroris Sarinah ini juga menyelipkan unsur kemanusiaan yang sarat nilai sosial dengan membantu anak-anak Papua yang ingin menyelesaikan studi dan tidak terkendala biaya. “Keuntungan sebesar 20% untuk membantu anak-anak di Papua agar dapat bersekolah dan pendidikannya tidak terhenti. Tidak memandang latar belakang apapun, saya berupaya membantu sebisa saya.
Sama dengan yang saya lakukan di Aceh dan Sumut, dimanapun saya bertugas dan dengan kepedulian yang ada tetap berusaha membantu,” terang Untung Sangaji.
Ia mengaku tersentuh dengan anak-anak Papua yang memiliki semangat untuk belajar namun terbentur biaya, padahal anak-anak tersebut harus sekolah dan kuliah. Seperti yang diketahui bahwa di Aceh Utara terdapat nama jalan bertuliskan ‘Jalan Ir.Untung Sangaji’ yang dipersembahkan masyarakat setempat sebagai apresiasi dan ungkapan terima kasih atas dedikasi serta kepedulian dari AKBP Untung Sangaji, mantan Kapolres Aceh Utara tersebut. Kebaikan hatinya dan kepedulian yang begitu besar kepada masyarakat membuat sosok Untung Sangaji, MH dicintai banyak orang bahkan sampai menyematkan namanya menjadi nama jalan.
Hal ini benar adanya, dilakukan oleh masyarakat Aceh Utara ketika Untung Sangaji memimpin Polres Aceh Utara beberapa tahun lalu. Sosoknya mampu meninggalkan kesan manis dan dan kenangan terindah kepada masyarakat dengan berbagai program pembinaan demi mengangkat hajat hidup masyarakat menjadi lebih baik. Di antaranya menggagas program home industri, melatih warga membuat karya seni, memberikan 4.000 sertifikat tanah secara gratis guna mencegah warga mengalami sengketa soal tanah hingga membina warga di sekitar Pantai Seunuddon sehingga dapat hidup layak. Bercerita pengalamannya selama bertugas di Aceh Utara dan mendapatkan apresiasi sebuah nama jalan dirinya, Untung Sangaji merasa terharu dan berterima kasih kepada seluruh masyarakat.
Ia sama sekali tidak menyangka jika namanya diabadikan sebagai nama jalan karena selama bertugas ia hanya berupaya melaksanakan tanggung jawab dengan baik. “Tuhan tidak pernah melarang orang berbuat baik, itu saja pedoman saya.Untuk itu ketika berdinas sebagai polisi saya juga memberikan perhatian kepada masyarakat. Apa yang saya lakukan didasari rasa sayang dan ikhlas. Itu saja, tidak ada embel-embel lain. Terima kasih karena sudah merespon dengan baik yang saya lakukan, tidak pernah menyangka mereka menghadiahkan nama jalan untuk saya,”tukas Untung Sangaji.
Untung Sangaji juga memperoleh sejumlah penghargaan bergengsi, tidak hanya dari dalam negeri tetapi merambah hingga luar negeri. Sebut saja penghargaan yang ia peroleh dari Pusat Pendidikan Polisi Perairan sebagai Pamen Terbaik pada tahun 2013, Post Bomb Investigation Course 2 tahun 2006, Intelligence Principles Practices Program JCLEC Semarang tahun 2005, Australian Federal Police Bomb Data Centre Workshop 2007, Certificate Of Training For Outstanding Performance During Balance Iron 07-01 tahun 2006, Under Umbrella and Mission Sacre Of pada tahun 2004 dari ADPCAIT Thailand dan Certificate Of Appreciation dari Singapura. Beberapa penghargaan ini hanya sebagian yang terpublikasikan karena sebenarnya Untung Sangaji masih memiliki banyak penghargaan lainnya.
Totalitas dan komitmen dalam melaksanakan tugas yang senantiasa melekat pada diri seorang Untung Sangaji nampaknya menjadi salah satu indikator yang turut mengantarkan dirinya kepada sejumlah prestasi membanggakan, termasuk ketika dirinya memimpin Polres Merauke selama hampir 2 tahun. Namun semua pencapaian itu tidak serta merta membuat mantan Kapolres Aceh Utara ini terlena dalam rasa bangga karena menurutnya, sebagai polisi sudah seharusnya melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan harus berdiri paling depan guna menyelamatkan masyarakat. Kalaupun dirinya diberikan penghargaan, hal tersebut menjadi berkah dan motivasi baginya untuk lebih baik lagi dalam pelaksanaan tugas.
Diberikan penghargaan dari berbagai lembaga penting tentunya menjadi bagian yang paling berharga dari karir polisi yang juga menyandang gelar insinyur ini, fase dimana sepak terjangnya akhirnya diakui banyak pihak. Belum lagi keberhasilannya dalam menangani kasus-kasus nasional dan mendapatkan penghargaan internasional dari PBB dari Negara Singapura terkait accident 185 hingga soal perlindungan perempuan dan anak. “Apa yang saya terima tentunya menjadi sebuah kehormatan karena hanya diberikan kepada orang-orang tertentu, tidak bisa sembarangan. Ketika menjabat Kapolres Merauke, saya tegas kepada pelaku pemerkosaan dan mendapatkan perhatian dari Komnas HAM dan Mabes. Semua saya lakukan demi untuk masyarakat dan saya ikhlas, saya tidak mengejar pangkat dan kehormatan apalagi mencari panggung,”terang Untung Sangaji. Saat menangani kasus terorisme di Jakarta, di Poso dan bom Bali 1, 2 dan 3 hingga GAM di Aceh merupakan beberapa bukti konsistensi dirinya ketika melaksanakan tugas. Begitupun saat menjadi bagian satuan penindakan anti teror di kepolisian, semua mampu dilaksanakan dengan baik. (iis)