Tim bersama warga saat kegiatan (foto:ist)
MERAUKE,ARAFURA,-Tim Pelaksana Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) Pilot Project 2022, Selasa (15/11) melaksanakan kegiatan dengan temakan “Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani di Kampung Anumbob Distrik Kurik Kabupaten Merauke Melalui Pelatihan Pembuatan Biochar Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kompos dan Briket Guna Mendukung Pertanian Organik dan Energi Terbarukan”. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak dan berlangsung di Balai Kampung Anumbob Distrik Kurik. Pihak-pihak yang hadir dalam kegiatan ini antara lain Kepala kampung, sekretaris kampung, kaur, ketua kelompok tani, ketua RT dan RW, siswa SMAN 1 Kurik, siswa dan guru SMKN 4 Kumbe, karang taruna, pengurus Bumkam, anggota kelompok tani, 10 mahasiswa dari prodi teknik pertanian dan 4 mahasiswa agribisnis.
Tim Program Kosabangsa terdiri dari 7 orang dosen dari program studi teknik pertanian Unmus dan 1 orang dosen dari program studi agbribisnis. Dalam sambutannya Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Program Kosabangsa Pilot Project 2022, Dr. Mega Ayu Yusuf, S.TP,M.Si menuturkan bahwa program ini adalah program baru yang diluncurkan oleh Direktorat Riset , Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Adapun yang menjadi tujuan kegiatan ini, salah satunya adalah meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan umum, masyarakat yang bergerak dalam bidang ekonomi (IRT, UKM /UMKM dan kelompok usaha lainnya) ketahanan pangan dan kesehatan.
Dr.Mega mengungkapkan bahwa kegiatan ini akan dilanjutkan dengan cara pendampingan, monitoring dan evaluasi. Tidak menutup kemungkinan kegiatan serupa akan dilakukan terus dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat yang bersumber dari permasalahan-permasalahan masyarakat tani dalam bidang pertanian. “Perguruan tinggi bukan jadi menara gading saja, tetapi juga menara api untuk menerangi masyarakat. Sudah saatnya menggabungkan ilmu kampus dan ilmu kampung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,”terangnya.
Tema yang diangkat oleh Tim Kosabangsa dari fakultas pertanian Unmus adalah pertanian organik dan energi terbarukan dengan memanfaatkan limbah sekam padi dalam bentuk biochar (arang sekam) sebagai bahan baku pembuatan kompos dan juga briket. Materi dan pelatihan pembuatan kompos disampaikan oleh Yosefina Mangera, S.Si.,M.Sc sedangkan materi dan pelatihan pembuatan briket disampaikan oleh Dr. Yus Witdarko, MT dari program studi teknik pertanian
Terdapat keluhan dari petani bahwa saat ini kesulitan mendapatkan pupuk subsidi, ditambah lagi ketersediaan pupuk yang sering terlambat. Penambahan pupuk kompos yang berbahan baku arang sekam dan kotoran hewan membantu dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman selain dapat meningkatkan pH tanah dan juga meningkatkan daya menyimpan air. Masalah bahan bakar yang mendukung dalam pengeringan gabah juga menjadi salah satu persoalan yang diungkapkan oleh petani. Selama ini petani menggunakan kayu sebagai bahan bakar dalam proses pengeringan gabah, hal ini tentu saja tidak bisa dilakukan terus-menerus. Briket arang sekam dapat menjadi salah satu alternatif pengganti bahan bakar kayu yang sangat efisien dan sifatnya yang terbarukan.
Sementara itu Plt. Kepala Kampung Anumbob, Mahfud Afandi mengatakan bahwa pihaknya sangat bersyukur karena bahwa tim Kosabangsa memilih Kampung Anumbob sebagai mitra dalam pelaksanaan program Kosabangsa. Sangat diharapkan kegiatan ini akan berlanjut dengan pendampingan terhadap kelompok tani dan Karang Taruna Kampung Anumbob dalam memproduksi briket dan kompos yang dapat dipakai sendiri pada usaha di bidang pertanian maupun dapat dijual untuk menambah penghasilan baik kelompok tani maupun Bumkam.(iis)