MERAUKE, ARAFURA,-Perkumpulan Sophia Nusantara sebagai Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang fokus pada budaya dan isu lingkungan menggelar workshop dan pameran produk Kelompok Usaha Perempuan Payum Iwag bertempat di Trinity Cafe Lounge, Kamis (9/1). Sejumlah pihak dilibatkan dalam kegiatan tersebut, antara lain Dinas Koperasi Usaha Kecil, Menengah,Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua Selatan,
Dinas Koperasi Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Merauke,Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan Provinsi Papua Selatan,
Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan Kabupaten Merauke Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan Provinsi Papua Selatan, Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke,Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Kabupaten Merauke,Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Provinsi Papua Selatan,Dinas Pemberdayaan Kampung Provinsi Kabupaten Merauke,Dinas Pemberdayaan Kampung Provinsi Papua Selatan,Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Selatan,Rumah BUMN Kabupaten Merauke dan beberapa hotel.
Selain workshop dan pameran juga turut ditayangkan film documenter Dilema Food Estate. Direktur Perkumpulan Sophia Nusantara, Muhammad Novan Prasetya mengemukakan,menghadapi tantangan akibat perubahan iklim, nelayan di Pantai Payum perlu mengadopsi berbagai strategi adaptasi untuk menjaga keberlanjutan hidup mereka. Salah satu langkah penting adalah dengan memanfaatkan hasil bumi seperti kelapa yang diolah menjadi minyak sebagai bahan dasar dalam pembuatan produk turunan minyak kelapa seperti sabun, body butter, body scrub dan lip balm.
Dampak perubahan iklim terhadap mata pencaharian nelayan dan ekosistem laut di Pantai Payum merupakan tantangan serius yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Dengan memahami struktur rantai pasar dan mengidentifikasi aktor-aktor kunci dalam penjualan produk masyarakat setempat dapat merumuskan kebijakan yang lebih baik untuk mendukung keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
“Kelompok Usaha Payum Iwag beranggotakan perempuan asli Papua yang memiliki semangat cukup tinggi dalam menggerakkan ekonomi keluarga dan berdaya guna bagi masyarakat khususnya di Kampung Payum. Kami mendampingi mereka kurang lebih sudah lima bulan dan sekarang puncaknya dimana kita menggelar pameran yang khusus menunjukkan produk yang sudah dihasilkan. Salah satunya produk sabun, baik yang original maupun campuran kopi. Bahannya murni dari minyak kelapa tua yang banyak ditemukan di Payum,”ujarnya kepada wartawan.
Ia menegaskan, untuk saat ini ada empat inovasi produk yang telah dihasilkan oleh mama-mama Papua Kampung Payum dan merupakan satu-satunya di Papua Selatan. Jadi jenisnya lebih bervariasi tidak hanya berupa kerajinan tangan, suvenir atau kuliner saja tetapi sudah meluas hingga produk kosmetik. “Kami berdiskusi dengan mereka terkait inovasi yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang tersedia cukup melimpah di sekitar mereka dan lahirlah produk kosmetik ini dengan merek ‘Mes’ yang dalam bahasa lokal berarti cantik atau indah,”ungkapnya.(Iis)