MERAUKE, ARAFURA, -KH. Anwar Zahid, pimpinan Pondok Pesantren Sabilunajah Bojonegoro diundang secara khusus oleh Pemprov Papua Selatan untuk berceramah pada acara halal bi halal yang berlangsung di lapangan Monumen Kapsul Waktu, Selasa (21/5). Acara tersebut diselenggarakan pihak Pemprov untuk menjalin tali silaturahmi dan ukhuwah dengan masyarakat serta unsur TNI POLRI pasca Hari Raya Idul Fitri. Penceramah kondang tersebut mampu membius para tamu undangan dan masyarakat yang hadir karena membawakan ceramah dengan menonjolkan ciri khasnya yang memang sudah sangat dikenal publik.
Kehadiran Anwar Zahid nampaknya menyusul kesuksesan penceramah kondang sebelumnya dari Sulawesi Selatan yakni Ustad Das’ad Latif yang juga diundang Pemprov tampil di Merauke saat Bulan Ramadhan beberapa waktu lalu. Saat itu Ustad Das’ad Latif membawakan ceramah menjelang berbuka puasa di halaman Masjid Raya Al Aqsa yang juga dipadati masyarakat .
Dengan demikian Pemprov Papua Selatan sukses dua kali mendatangkan ustad-ustad terkenal untuk memberikan tausiah kepada masyarakat di provinsi yang baru berusia setahun ini. Pada kesempatan itu Pj. Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo menyampaikan terima kasih atas kehadiran sang kyai ke tanah selatan dan bertemu dengan masyarakat yang memang diundang dari berbagai kalangan. Ia menjelaskan bahwa halal bi halal merupakan tradisi Bangsa Indonesia usai menjalankan puasa dan merayakan Idul Fitri setiap tahun.
Momen tersebut sekaligus menjadi ajang untuk saling memaafkan dan bersilaturahmi. “Oleh sebab itu hari ini mari kita bersama-sama meluangkan waktu untuk mendengarkan ceramah dari pak kyai, semoga yang disampaikan bermanfaat bagi kita semua, ” tukas Apolo.
Sementara itu KH. Anwar Zahid dalam ceramahnya menekankan akan pentingnya sikap saling menghargai dan menghormati antara satu sama lain. Seperti yang terlihat di Provinsi Papua Selatan dimana masyarakatnya sangat majemuk namun tetap menjunjung tinggi sikap menghargai dan menghormati. Dirinya menyatakan kekaguman atas sikap yang sangat baik dari masyarakat setempat karena perbedaan itu menurutnya indah dan kuat.
“Agama juga bermacam-macam namun jika penganutnya kompak dan hidup rukun tentu semua akan berjalan baik dan Indonesia akan semakin indah. Kunci utama yang harus diingat yaitu jangan merasa paling penting dalam kehidupan serta jangan selalu ingin menonjolkan diri. Sebab sikap yang selalu merasa paling penting atau paling baik maka sesungguhnya sikap seperti itulah yang justru menjadi sumber kehancuran dan perpecahan, ” tegasnya.
Penceramah viral yang juga memiliki selera humor ini turut memberikan hadiah berupa sarung dan uang kepada tiga orang masyarakat usai ceramah, salah satu kebiasaannya selama ini. Beliau memang tidak lupa untuk berbagi dengan masyarakat selain memberikan edukasi lewat ceramah-ceramahnya di setiap daerah.(iis)