MERAUKE,ARAFURA,-Sejumlah peserta yang merupakan guru SD dan SMP serta komunitas PKBM antusias mengikuti pelatihan guru utama revitalisasi Bahasa Mbuti (Marind) dalam rangka implementasi perlindungan bahasa daerah yang berlangsung sejak tanggal 11 hingga 14 April di gedung Perpustakan Daerah. Menurut Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua, Dr.Sukardi Gau, M.Hum, pelatihan tersebut merupakan rangkaian dari program revitalisasi bahasa daerah dimana ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Adapun tahapan yang sudah dilakukan yaitu koordinasi dengan 9 pemerintah kabupaten kota di wilayah Papua dan pelatihan guru utama dengan fokus Bahasa Marind.
Pihaknya berharap pasca pelatihan para guru tersebut saat kembali ke sekolah maupun komunitas dapat melakukan upaya-upaya perlindungan bahasa daerah serta menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap Bahasa Marind. “Kita berharap upaya perlindungan bahasa daerah khususnya Bahasa Marind dapat terlaksana dengan baik. Setelah itu berlanjut pada tahapan seleksi dimana akan digelar festival tunas bahasa ibu di tingkat kabupaten serta pada Oktober mendatang seleksi jug akan dilakukan di wilayah Papua,”ujarnya kepada ARAFURA News. Sukardi menambahkan, Februari 2024 nanti bertepatan dengan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional akan digelar festival tunas bahasa ibu tingkat nasional.
Besar harapan anak-anak asal Merauke yang merupakan penutur Bahasa Marind juga dapat hadir pada kegiatan tersebut. Sementara itu Widyabasa Madya, Anton Maturbong, M.Pd mengemukakan bahwa ada 9 bahasa daerah yang direvitalisasi tahun ini, yaitu Bahasa Tobati di Kota Jayapura, Bahasa Sentani di Kabupaten Jayapura, Bahasa Biyokwek dan Bahasa Sobey di Kabupaten Sarmi, Bahasa Biak di Kabupaten Biak, Bahasa Kamoro di Kabupaten Mimika, Bahasa Marind di Kabupaten Merauke, Bahasa Moi di Kabupaten Sorong dan Bahasa Hatam di Kabupaten Manokwari.(iis)