WISATA HUTAN MENDORONG KEMAJUAN KEARIFAN LOKAL
MERAUKE, ARAFURA, – Hutan Papua termasuk hutan di Kawasan Papua Selatan adalah paru-paru dunia. Konservasi hutan atau kelestarian hutan merupakan kewajiban semua pihak tidak terkecuali.
Eksploitasi hutan secara berlebihan akan meninggalkan warisan bencana yang dapat datang sewaktu-waktu bagi generasi Papua. Kondisi yang memprihatinkan ini tidak boleh dibiarkan berlangsung tanpa ada upaya berbagai langkah dalam menyelematkan hutan Papua termasuk hutan di Papua Selatan.
Masyarakat Sadar Wisata atau MASATA Indonesia Provinsi Papua Selatan kini menyarankan pemerintahan daerah Provinsi Papua Selatan agar lebih memperhatikan Sektor pariwisata terlebih khusus wisata Alam berbasis kearifan lokal yang berkelanjutan.
“Hal itu guna menyelamatkan hutan tersisa yang ada di wilayah Provinsi Papua Selatan agar tetap berkelanjutan untuk generasi Papua Selatan dimasa yang akan datang,” ungkap Sekretaris MASATA Papua Selatan, Ernes Broning Kakisina, S.Ip di Merauke, Sabtu (14/6).
Dia mengatakan bahwa mengapa sektor pariwisata alam berbasis kearifan lokal dapat menyelamatkan hutan karena hutan Papua Selatan memiliki potensi wisata yang sangat bersar dan sangat digemari oleh wisatawan asing berbagai negara.
Sebagian besar wisatawan asing yang datang berkunjung ke Papua Selatan hanya untuk menikmati keindahan hutan, kehidupan lokal masyarakat dengan tradisi adat dan budaya, serta melihat jenis-jenis satwa liar di hutan Papua Selatan terlebih khusus burung dan reptil.
Dari kunjungan wisatawan mancanegara tersebut, kata Ernes, jasa sektor pariwisata itu hidup masyarakat adat pemilik destinasi atau kawasan hutan yang dikunjungi wisatawan memperoleh penghasilan untuk peningkatan ekonomi keluarga sehingga sudah pasti mereka akan menjaga hutan yang menjadi piring makan mereka.
Ada beberapa kawasan hutan di Merauke, Mappi, dan Boven Digoel yang telah dikembangkan oleh para pemandu wisata senior tersebut sebagai kawasan hutan destinasi wisata alam yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan mancanegara.
Dalam kawasan hutan tersebut wisatawan dapat menikmati keindahan alam hutan, dapat menonton burung-burung endemik Papua seperti Cenderawasih, mambruk, kasuari, burung Raja udang endemik Merauke, kus-kus hutan, dan reptil terlebih khusus ular hijau endemik Papua.
Tidak hanya itu saja, di kawasan hutan destinasi wisata alam yang telah dikembangkan oleh para pemandu wisata tersebut juga wisata dapat menikmati atraksi wisata yakni kehidupan sehari-hari masyarakat seperti berburu dan pengelolaan sagu secara tradisional serta budaya lokal lainnya.
Ernes menjelaskan bahwa berdasarkan data yang dihimpun dari para pemandu wisata alam di Papua Selatan selama satu tahun terakhir sebanyak 128 wisatawan asing dari berbagai negara melakukan perjalanan wisata di hutan Papua Selatan, mulai dari Merauke sampai di Mappi dan Boven Digoel baik secara grup maupun perorangan.
Para wisatawan asing tersebut saat berkunjung di kawasan hutan Papua Selatan tentunya didampingi pemandu wisata alam Papua Selatan yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI sehingga setiap kunjungan wisatawan mancanegara dapat terdata.
Dikatakan bahwa potensi wisata alam di kawasan hutan Papua Selatan yang sudah berjalan ini, tidak pernah didukung oleh pemerintah baik provinsi maupun kabupaten yang ada. Bahkan SDM pariwisata terlebih khusus pemandu wisata di Papua Selatan masih jauh dari harapan.
Sektor pariwisata di Papua Selatan pun bukan menjadi prioritas bagi pemerintah daerah. Padahal sektor inilah yang bisa menyelamatkan hutan dan kearifan lokal manusia Papua Selatan dari ancaman kepunahan.
Jika pemerintah daerah mau mengembangkan prestasi pariwisata di Papua Selatan untuk menyelamatkan hutan yang tersisa ini belum terlambat, segera menggelar rapat koordinasi pariwisata dengan mengundang seluruh lembaga yang bergerak di bidang pariwisata dan menyusun rancangan induk pembangunan pariwisata Papua Selatan dengan mendengarkan masukan dari stakeholder pariwisata tersebut.
Sementara Ketua MASATA Papua Selatan, Andreas Mahuze dan Wakil Ketua Bony Kondahon yang juga pemandu wisata senior Papua Selatan menyatakan bahwa siap membantu, mendukung, serta mengaplikasikan pengalaman pengembangan wisata alam.
Apalagi akan sangat baik apabila pemerintah daerah menjadikan sektor pariwisata sebagai bagian dari program prioritas pemerintah Provinsi Selatan Papua untuk menyelamatkan hutan di Provinsi Selatan Papua.. **
Laporan : Ist/Ernes