JAYAPURA,ARAFURA,-Terus berkreasi membuat Kabagada Rolog Polda Papua yang juga mantan Kapolres Merauke dan pernah sukses menahkodai Polres Aceh Utara, AKBP Ir. Untung Sangaji, MH semakin dikenal sebagai polisi yang multi talenta dengan segudang ketrampilan. Di setiap daerah tempat ia bertugas ketrampilan tersebut selalu ia tonjolkan bahkan turut dibagikan kepada anggota maupun masyarakat sekitar. Bagi polisi yang dikenal ramah dan dekat dengan masyarakat ini, ketrampilan memiliki arti penting, tidak sekedar hasrat untuk menyalurkan hobi semata.
Di antara kebolehan Untung Sangaji dalam membuat berbagai kerajinan tangan dan produk home industri, ia juga piawai menghasilkan produk kopi yang berkelas bahkan dikenal hingga ke luar negeri. Mengimbangi olahan kopinya itu, polisi yang gemar berbagi ini membuat sendiri produk cangkir dan teko dengan memanfaatkan tanah liat dan lumpur di lingkungan sekitar. Tidak sedikitpun potensi alam yang luput dari pandangan seorang Untung Sangaji sebab di tangannya semua itu dapat diolah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai jual.
Kepada ARAFURA News via telepon Senin (20/3), ia bercerita tentang pengalamannya saat bertugas sebagai Kapolres Aceh Utara beberapa tahun lalu. Dirinya jeli melihat potensi di wilayah itu bahkan saat pihaknya membangun kolam khusus untuk tempat pelatihan dasar scuba divers, tanah yang digali dengan kedalaman 3,5 meter tersebut ia kumpulkan dan diolah menjadi cangkir dan teko menarik.
Dengan nominal 450 ribu dikalikan 2.750 set yang terdiri dari 1 teko dan 9 cangkir maka bisa dibayangkan berapa penghasilan yang diperoleh, apalagi produk tersebut sudah dibeli orang dari luar negeri. “Dengan membuat produk-produk ini maka uang yang dihasilkan dapat kita gunakan untuk apa saja karena pemasarannya berhasil dengan sangat baik. Banyak pesanan khusus yang masuk karena mereka ingin melihat cangkir yang dibuat dari tanah liat Aceh.
Termasuk produk kopi masyarakat Aceh yang saya angkat dan perkenalkan sehingga dapat dinikmati oleh warga dari Rusia,”terang penggagas program home industri ini. Melalui upaya tersebut diharapkan masyarakat lebih memahami bahwa lingkungan sekitar mereka banyak hal berharga dan sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan secara optimal. Dirinya sudah pernah memproduksi secara masal dan digemari banyak orang, tidak hanya di dalam negeri tetapi meluas hingga luar negeri.
Siapa sangka lumpur dan tanah yang selama ini hanya diinjak-injak orang ternyata mengandung nilai yang begitu berharga. Ia menjelaskan, untuk kerajinan keramik dari Aceh Utara ini bahan dasarnya lebih banyak diambil dari wilayah Lhoksukon. Selain Aceh, ia juga melakukan hal serupa ketika bertugas di Sumatera Utara dimana bahan dasar untuk membuat cangkir dan teko didapat dari wilayah Deli Serdang. Kerajinan gerabah ini dibuat dengan berbagai macam ukuran dan type dan cukup banyak yang terjual.
“Banyak yang memesan dan pemasarannya menjangkau sejumlah daerah, jadi sudah ke mana-mana. pembuatan tembikar cantik di beberapa daerah sudah saya coba. Termasuk saat menjabat sebagai Kapolres Merauke saya mengolah tanah liat yang ada di Arta Beach, tanah itu merupakan bekas galian pembangunan kolam renang,”ujarnya. Menurut Untung Sangaji kekenyalannya sangat bagus untuk dibuat menjadi cangkir begitu pula saat proses glasir sangat mudah dan menempel sempurna.
Menurutnya, tanah liat Merauke sangat bagus untuk mendapat proses glasir apalagi dalam kondisi panas. Ia menambahkan, cangkir-cangkir yang dibuat tidak hanya cocok untuk wadah minuman tetapi dapat juga divariasikan untuk wadah tanaman bunga atau bonsai karena tanaman tersebut harus mendapat cahaya matahari yang cukup. Jadi tanaman bisa beradaptasi dengan tanah liat Merauke khususnya dari kawasan Pantai Yobar.(iis)