Kisah Amin Rosyidah, Wartawan Yang Juga Istri Tentara

  • Bagikan
Amin Rosyidah

MERAUKE, ARAFURA,- Menjadi seorang wartawan dan ibu dari tiga anak yang masih kecil, membuat Amin Rosyidah harus pintar-pintar membagi waktu. Antara pekerjaan dan kewajiban sebagai seorang istri maupun ibu rumah tangga harus berjalan seimbang. Terlebih lagi dirinya adalah istri seorang tentara sehingga otomatis menyandang status sebagai ibu Persit Kartika Chandrakirana, organisasi wanita yang beranggotakan para istri tentara dalam hal ini TNI Angkatan Darat.

Bercerita kepada ARAFURA News di Swis-Belhotel, Selasa (30/1), wanita yang sehari-hari mengenakan jilbab ini mengemukakan bahwa ia sama sekali tidak merasa terbebani dengan padatnya rutinitas yang harus dijalani setiap hari. Kehidupannya normal seperti para ibu lainnya, hanya saja ia harus pandai membagi waktu sehingga mengurus keluarga dan mencari berita dapat berjalan seimbang.

Amin saat ini bekerja di dua media, yaitu TVRI Papua Selatan dan Papua 60 Detik. Bekerja di dua media besar tentu menuntutnya harus bisa profesional dan mampu menghasilkan liputan yang maksimal. Pasalnya, ia harus meliput untuk media televisi serta media online sehingga membutuhkan konsentrasi penuh agar produk berita yang disuguhkan benar-benar berkualitas. Wanita kelahiran 5 Mei 1986 ini mengaku sangat menikmati statusnya sekarang, apalagi sang suami mendukung penuh.

“Menjadi istri tentara sekaligus wartawan di dua media, itu saya nikmati dan hargai. Sejak awal menjadi wartawan saya sangat fokus, alhamdulillah semua berjalan lancar hingga saat ini. Saya tetap bisa melakukan kegiatan di organisasi dan peliputan dengan baik, ” ujar wanita berdarah Solo Kebumen ini.

Amin menambahkan, jika liputan sedang padat, tidak jarang dari pagi hingga malam hari, menjadi tantangan tersendiri baginya. Bagaimana ia mengatur waktu mengantarkan anaknya ke sekolah lalu melakukan peliputan, menjemput anak saat pulang sekolah, memasak kemudian kembali lagi ke lapangan untuk meliput. Meskipun kadang terkesan merepotkan, namun semua dijalani dengan baik.

“Ya, semua ada suka dukanya, tergantung diri kita bagaimana bisa mengatasi dengan bijak dan menikmati anugerah yang sudah Tuhan berikan. Saya tetap fokus dengan status sebagai ibu Persit, ibu rumah tangga juga plus wartawan. Semua itu saya syukuri sebagai bagian dari kehidupan saya, “tukas Amin.

Meskipun lahir dari orang tua asli Jawa, Amin justru lebih lama menetap di Papua, tepatnya di Kabupaten Merauke. Ia memang sejak kecil sudah tinggal di Merauke bersama dengan dua orang kakak laki-laki. Sebagai anak bungsu, Amin tidak pernah mendapat perlakuan istimewa dari kedua orang tuanya yang saat ini telah tiada. Didikan sang ayah sama kepadanya dengan yang diterapkan kepada kedua kakaknya sehingga ia terbiasa menjadi sosok yang mandiri dan menyukai tantangan. Setelah menamatkan pendidikan terakhirnya di USTJ dan meraih gelar sarjana, Amin langsung merambah dunia jurnalistik dan komit menjadi wartawan yang profesional di ujung timur Indonesia.

Putri dari Almarhum Hamid Syarifudin dan almarhumah Syamsiatun mengaku setiap hari menjalan aktifitasnya secara baik dan teratur bahkan ia harus mengurus ketiga anaknya terdahulu.

“Rutinitas sehari- hari saya sudah terjadwal dan teratur jadi setiap pagi saya ngantar anak- anak sekolah baru bisa liputan, ” ujarnya.
Istri dari Serka Leo Candra yang bertugas sebagai Bati Tuud Koramil 1707-07/Elikobel berkumpul bersama keluarganya sebulan sekali.
“Sudah hampir 3 tahun ini kita LDRan, paling pulang awal bulan, semingg terus balik lagi ke tempat tugas” katanya.

Meski dimikian Amin tidak pernah putus asa dalam menjalani bahkan tetap semangat mencari berita karena tuntutannya di dua media. Amin merupakan lulusan Jurusan Ilmu Pemerintah. Meski jenjang pendidikannya tidak sesuai dengan pengerjaannya saat ini ia tetap berkerja dengan baik. “Sebelum kuliah saya sudah menjadi wartawan dan saat selesai kuliah saya kembali menjadi wartawan, ” tandasnya.

Amin menuturkan, berita yang dikirimkan ke TVRI Papua dapat mencapai 3 sampai 6 berita. Hal yang sama juga dilakukan di media online Papua60detik.id.
Pada tahun 2024 ini merupakan tahun kedua ia bergabung di TVRI Papua dan tahun ketiga berkerja di Papua60detik.id.
“Alhamdulilah saya bisa menyesuaikan diri dengan tugas saya, baik menjadi wartawan di TV maupun di media online” pungkasnya.
(Iis)

  • Bagikan