Keseruan Debat Perdana, Ini Tanggapan Keempat Paslon Yang Maju Di Pilkada Merauke

  • Bagikan

MERAUKE, ARAFURA-Debat publik pertama yang diikuti empat paslon bupati dan wakil bupati Merauke, Sabtu (26/10) berlangsung seru dan disaksikan dengan penuh antusias oleh masyarakat maupun pendukung masing-masing paslon, baik yang hadir secara langsung di Swiss-Belhotel sebagai lokasi debat maupun yang menonton atau mendengarkan melalui media. Keempat paslon tampil penuh percaya diri ketika menyampaikan visi misi begitu pula saat menjawab pertanyaan yang dilontarkan hingga beradu argumen.

Sejak dimulai hingga debat berakhir, berjalan dengan lancar dan tertib karena masing-masing paslon maupun para pendukungnya benar-benar mematuhi tata tertib yang ada serta senantiasa mengedepankan sikap saling menghargai satu sama lain. Pasalnya, debat yang diikuti maupun argumen-argumen yang disampaikan pada dasarnya demi membangun daerah yang lebih baik. Tentunya jika mereka terpilih nanti sebagai pemimpin di tanah Anim Ha pada Pilkada November mendatang.

Ketua KPU Merauke, Rosina Kebubun kepada wartawan mengungkapkan, di dalam debat keempat paslon telah menyampaikan visi misi sehingga menjadi pertimbangan bagi pemilih untuk menentukan pilihan pada Pilkada 27 November mendatang. Debat kedua dan ketiga akan segera menyusul, dimana untuk debat kedua berlangsung pada 6 November sedangkan yang ketiga sebagai debat pamungkas berlangsung pada 20 November 2024.

Dengan digelarnya debat ketiga maka berakhir pula seluruh tahapan kampanye Pilkada pemilihan bupati dan wakil bupati untuk Kabupaten Merauke. Sementara itu pasangan Guntur Ohoiwutun dan Prayogo dalam konferensi pers menyampaikan, semua paslon boleh berpendapat namun harus berdasarkan aturan dan regulasi yang ada. Jadi tidak bisa hanya berstatement tanpa ada dasar regulasi.

“Jadi soal memuaskan atau tidak memuaskan semua kembali kepada rakyat karena saya tidak berani menilai jawaban orang,”tukasnya. Hal senada juga diungkapkan calon wakilnya, dalam hal ini Prayogo mengembalikan penilaian hasil debat kepada masyarakat. “Ya, inilah dinamika debat, jadi biar masyarakat yang menilai. Pada dasarnya kita saling melemparkan gagasan, yang jelas niat kami adalah mensejahterakan daerah ini,”tukas Prayogo.

Sedangkan pasangan Kristian Gebze dan Kusmanto mengharapkan pada debat kedua dan ketiga jawaban-jawaban yang diberikan bisa lebih fokus pada substansi yang ada. Jadi ketika pihaknya melontarkan pertanyaan kepada paslon lain maka dapat dijawab sesuai dengan pertanyaan tersebut. “Masih ada debat kedua dan ketiga, kami akan terus mengevaluasi diri agar lebih mantap lagi saat menyampaikan visi misi kepada masyarakat,”ujar Kristian.

Kusmanto menambahkan, pelaksanaan debat pada dasarnya untuk menguji visi misi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu ia dan Kristian telah menyampaikan kepada masyarakat melalui debat yang merupakan forum resmi sehingga masyarakat dapat menilai paslon yang layak dipilih. Khusus untuk pasangan Hendrikus Mahuze dan H.Riduwan, menilai durasi yang disediakan dalam debat sangat terbatas sehingga tidak mencukupi saat paslon ingin menjelaskan lebih lama atau saat adu gagasan.

‘Namun sudah ada ketentuan yang disepakati, jadi harus dipatuhi. Meskipun masih ada jawaban yang menurut kami belum memuaskan dan tidak sesuai dengan visi dan misi kami,” jelas Hendrik. Sementara itu Riduwan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak penyelenggara yang telah memfasilitasi paslon dalam forum debat dan diharapkan debat berikutnya bisa lebih baik lagi.

Sedangkan paslon Yoseph Gebze dan Fauzun Nihayah menilai bahwa politik penuh dinamika begitupun dalam debat yang tergambar dari cara paslon menjawab pertanyaan dan bagaimana merespon. Ini menjadi perhatian penting karena Merauke membutuhkan penanganan yang optimal guna mendorong pertumbuhan daerah yang lebih baik. “Tentunya program yang akan dilakukan ke depan membutuhkan kerja sama semua pihak termasuk masyarakat agar Merauke menjadi lebih baik,”ungkap Yoseph.

Hal senada disampaikan Fauzun bahwa masing-masing paslon mempunyai sudut pandang yang berbeda sehingga menimbulkan dinamika dari pemikiran-pemikiran yang ada. “Tapi kami merasa inilah proses dari Pilkada yang yang harus dilalui sehingga kami menjalaninya dengan penuh suka cita dan riang gembira”pungkas Fauzun.(iis)

  • Bagikan