MERAUKE,ARAFURA,-Penjabat Gubernur Provinsi Papua Selatan, Apolo Safanpo mengapresiasi program yang diusung oleh Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar, Billy Mambrasar selama menjalankan amanah sebagai staf khusus. Usai mendengarkan pemaparan Billy beserta tim terkait program yang akan dilakukan di wilayah Provinsi Papua Selatan, gubernur mengungkapkan bahwa kawasan Papua Selatan kali ini mendapatkan berkat karena terpilih sebagai sasaran program PERMATA. Untuk pihaknya menyambut baik dan akan melakukan upaya-upaya koordinasi dengan instansi terkait sebagai wujud peran serta dari provinsi.
“Pada prinsipnya kita siap membantu dan bersyukur sekali karena Provinsi Papua Selatan menjadi salah satu wilayah yang terpilih. Kita akan berkoordinasi dengan staf Pak Billy yang ada di sini jadi bisa tahu Pemprov bisa bantu apa untuk kelancaran program ini,”tukasnya di Kantor Gubernur, Sabtu (6/5). Gubernur menilai program yang diusung Billy beserta tim langsung menyentuh masyarakat dan sangat membantu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat didorong untuk mengelola sumber daya alam yang tersedia sehingga mampu meningkatkan taraf hidup.
Sementara itu Billy Mambrasar menjelaskan, selama kurun waktu 5 tahun ke belakang, pihaknya telah melaksanakan berbagai korban dimana ada lima program besar yang difokuskan. Kelima program tersebut merupakan program lanjutan yang difokuskan pihaknya karena sudah bergerak di Papua Selatan sejak tahun 2020 dengan menggandeng hibah internasional. “Sebelum saya ditunjuk sebagai staf khusus, saya mendirikan Yayasan Kitong Bisa yang bergerak di bidang pendidikan dan lingkungan.
Pasca menjadi staf khusus program tersebut ikut saya sertakan dalam program dan dilaporkan secara berkala kepada presiden. Bahkan presiden sudah melaunching aplikasi dari beberapa program pada 21 Maret lalu,”terangnya. Billy menjelaskan, pertemuan kali ini menjadi sarana untuk berdiskusi dan update progress agar ke depan dapat ditindak lanjuti di level provinsi. Sebab sebelumnya daerah intervensi yang dibidik masih berskala kabupaten namun setelah menjadi Provinsi Papua Selatan perlu dibicarakan lagi langkah strategis yang dapat dilakukan.
Pihaknya juga bekerja sama dengan Bappenas untuk menjadikan project ini masuk dalam RAP3. Oleh sebab itu pihaknya ingin segera menginformasikan kepada gubernur dan meminta arahan beliau. Adapun sejumlah program yang menjadi fokus dari Yayasan Kitong Bisa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, antara lain Local Champion, Manajeman Talenta dan program PERMATA. “Untuk Manajemen Talenta sebelumnya disebut Manajemen Talenta Papua namun setelah mencakup skala nasional maka harus dilaksanakan di seluruh provinsi dengan nama baru yaitu Manajemen Talenta Pemuda Nasional,”jelas Billy.
Untuk pelaksanaan di Papua pihaknya tidak hanya mendata tetapi juga melakukan mentoring dan turun langsung ke seluruh kota studi guna memberikan pelatihan kepada mahasiswa Papua yang berada di sejumlah asrama. Khusus program PERMATA, bertujuan untuk meningkatkan matapencaharian bagi masyarakat asli Papua dan di Merauke terdapat 10 kelompok intervensi yang mencakup wilayah Tanas hingga Okaba.
Cukup banyak produk yang dikembangkan, di antaranya sarang semut dan vanili dimana kelompok yang didampingi masih tetap aktif hingga sekarang. Sejumlah pihak yang turut mendukung program ini selain Pemda juga ada Rumah BUMN dan PT Noken yang berperan untuk memperkenalkan dan memfasilitasi pemasaran produk dari masyarakat. Dengan pendampingan yang pihaknya lakukan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan produk semakin dikenal luas.
Selain itu disampaikan pula tentang inkubasi bisnis komoditas produk olahan untuk klaster pokmas di lokasi di lokasi restorasi gambut yang merupakan kerjasama antara Badan Restorasi Gambut dan Mangrove dengan Yayasan Kitong Bisa serta berbagai hal penting lainnya yang mendapat tanggapan positif dari gubernur beserta jajaran.(iis)